Iklan Billboard 970x250

Pengertian al-qaadir (Yang Maha Kuasa) dan penerapannya

Pengertian al-qaadir (Yang Maha Kuasa) dan penerapannya


AL-QADDIR
(Yang Maha Kuasa)
Al-Qaadir berarti yang memiliki kemampuan yang sempurna, dia mampu melakukan apa pun yang  Dia kehendaki, Dia tidak dapat dilemahkan oleh apapun. Al-Qaadir juga berarti Yang Maha menentukan (takdir) bagi segala sesuatu: “lalu kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” (QS. Al-Mursalat: 23).
Nama Al-Qaadir tersebut dalam Al-Qur’an sebanyak 12 kali, lima kali diantaranya disebutkan dalam bentuk jamak (plural) (al-Qaadirun). Allah SWT adalah  Yang Maha Menentukan dan Maha Membagikan, Dia mengetahui ketentuan segala sesuatu berikut waktunya sebelum terjadi, kemudian Dia menjadikan apa yang telah Dia ketahui akan terjadi.
“….Demikianlah ketentuan Yang Maha perkasa lagi maha Mengetahui.” (QS. Fushilat: 12)
Allah SWT telah menuliskan segala ketentuan (takdir) bagi seluruh ciptaan-Nya selama beribu-ribu tahun sebelum mereka diciptakan, Nabi Muhammad SAW bersabda;
“Allah telah menetapkan takdir segala sesuatu 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, beliau bersabda: “Dan ‘Arsy-Nya berada diatas air.” (HR. Muslim: 6919)
Membenarkan hadis tersebut, bahwa takdir setiap manusia telah ditulis sebelum ia diciptakan, adalah keimanan. Jibril alaihissalam telah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang iman, lalu beliau menjawab: “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir, baik buruknya.” (HR. Muslim: 102).
Sebagian orang memiliki keimanan yang buruk terhadap qadha dan qadar, mereka menduga dapat lari dari takdir Allah, misalnya dengan cara melakuan tindakan bunuh diri. Sebagian lainnya malah sampai kehilangan keimanan kepada takdir, mereka ingin merubah takdir Allah dengan cara yang menyimpang dari sayari’at, apakah dengan cara membunuh orang lain atau mendatangi dukun untuk memperoleh keinginannya. Satu-satunya jalan untuk menghindari takdir-takdir buruk adalah dengan cara berlindung kepada Allah SWT dengan berdo’a dan merendahkan diri dihadapan-Nya, sebagaimana Nabi Muhammad SAW brsabda:
“Tidak ada yang dapat menolak takdir buruk kecuai do’a, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaikan.” (HR. At-Turmidzi; 2289, dihasankan oleh Al-Albani).
Semua yang kita jalani, baik berupa kebaikan atau keburukan, kegembiraan atau kesedihan, usia panjang atau pendek semuanya dalam gengaman tangan Allah Al-Qaadir, Allah tidak menetapkannya bagi manusia sesuai hak kemuliaaan dan ketinggian seseorang disisi Allah
Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Posting Komentar

Iklan Tengah Post