Iklan Billboard 970x250

Carpen kehidupan

Carpen kehidupan


HIDUP BELUM BERAKHIR
Tak pernah ku sadari jika semua ini bisa terjadi dikehidupanku, kakak lelakiku yang seharusnya melindungi keluargaku, malah menjadi seseorang yang sangat dibenci oleh adikku.
Disuatu malam yang sepi ,ku dengar ayah yang lagi2 memarahi kakak,dimana saat itu kakak baru pulang dari sekolahnya. Memang waktu menunjukkan tepat pukul 01.00 malam.
“maafkan Bagas yah....ampuun....jangan pukuli bagas lagi...!! ampun ayah....” rintihan suara kakak yang tak sanggup menahan rasa sakit akibat dipukuli ayah dengan kayu bakar didapur.
Aku dan adikku hanya berani melihat kejadian itu dari kamar kami,hal yang hampir biasa terjadi setiap malam.
ya.. ayah semakin hari semakin kasar kepada kak Bagas semenjak ibu kami meninggal akibat kecelakaan motor yang dikendarainya bersama kakak.dan ayah terkena penyakit ostioporosis.
aku,ayah  dan adikku juga tak pernah tau apa yang dilakukan kakak diluar sana hingga setiap hari kakak pulang sekolah tak sesuai dengan jam pulang sekolah siswa SMA  pada umumnya.
“kak....sebenernya kakak kerja apa sih kok sampe pulang malam terus?? Kalo gini terus ...bisa2 badan kakak bengkak2 kayak gini setiap hari akibat ulah ayah” aku terus menegur kakak agar tak lagi pulang2 malam sambil aku balurkan minyak gosok ke punggung kakakku dengan harapan bisa meringankan rasa sakitnya.
Aku sangat menyayangi kakakku meskipun banyak orang bilang ,kakak adalah anak yang nakal yang suka main2 dipinggir jalan hingga larut malam dan yang menyebabkan ibu kecelakaan.
dengan penilaian orang2 yang demikian,membuat Elma adik bungsuku sangat membencinya.
“kamu gak usah mikirin pekerjaaan kakak dek..yang penting kamu dan Elma bisa sekolah.. kakak gak papa kok...udah biasa kayak gini. Kamu istirahat aja..lagian juga udah malem banget”
“iya kak... kakak juga istirahat ya...?” balasku sambil merapikan selimut kakak dan aku mencium keningnya.
     ...................................................................................
keesokan harinya....
“ayah...kakak...adek.... ayo cepet keluar! Kita sarapan bareng2 yuk.., salwa udah bikinin telur goreng sama sambel kesukaan ayah..” ku langkahkan kakiku dengan penuh keceriaan menata sarapan untuk keluargaku .
“ayah sarapan nanti saja,masih belum lapar.”dari dalam kamar  Sahut ayah yang pagi ini belum memberikan senyumannya kepadaku sama sekali sejak kemarin.
aku,kakak dan adikku yang saat itu menikmati sarapan pagi tanpa ayah merasa suasana dirumah sedikit berbeda, tak ada keceriaan Elma seperti biasanya, tak ada gurauan kakak dan tak ada nasihat2 dari ayah seperti biasanya sebelum kami berangkat sekolah. Aku tetap berusaha menghidupkan suasana pagi itu dengan menceritakan hasil belajarku disekolah. Tetap suasana tak berubah bagai laut tanpa ombak dan angin..
“ayah...kami berangkat ya....” teriakku dan Elma.
“ayah mungkin tidur dek..ayo kita langsung berangkat aja, gak usah salaman sama ayah.,kasihan ayah .!”
“iya kak” patuh kami berdua.
di tengah perjalanan ..............
“woy gas.... jangan lupa nanti malam ya..giliranmu!” sahut lelaki berparas preman diseberang jalan.
“dia siapa kak??” tanya Elma dengan penuh keheranan.
“temen kakak.. ya udah ,cepetan nyebrang!hati2 ya...??” kakak melambaikan tangannya kapadaku dan Elma, kami berpisah di jalan dekat lampu merah.memang sekolah kami berbeda lokasinya.
, sedikit jauh antara SMP dan SMA didaerah kami.
disepanjang jalan Elma terus membicarakan laki2 yang menyapa kak Bagas tadi.
“udah lah dek... gak usah dibahas lagi, ayokita lari! Nanti keburu telat” sambil ku menggandeng tangan adikku, kami berdua berlari melewati trotoar pinggir jalan dengan keramaian yang mengiringi langkah kaki kita.
sesampai disekolah, aku dan Elma berpisah arah menuju kelas kami masing2.Elma memasuki ruangan kelas 1 dan aku memasuki ruangan yang bertuliskan KELAS 3.
“kriiiing............................” bel pulang sekolah mengisyaratkan niatnya untuk membuyarkan para siswa dari  KBM.
sesampai dirumah aku dan Elma dikejutkan dengan keadaan rumah yang tak karuan, berantakan seperti dedauanan terhempas angin topan.
“ayah.....!! ayah dimana??” satu sosok lelaki yang kini ada dibenakku, dialah AYAH.lelaki separuh baya yang tak lagi memiliki tubuh yang sehat.
“ayah....ayah...” suara Elma memanggil2 nama ayah sambil tak kuasa menahan bening yang menetes dari kedua sela matanya membuat hatiku semakin merasa remuk dan hancur.
“apa aku harus kehilangan satu lagi sesorang yang menjadi sandaran hidup kami bertiga??” gumanku dalam hati sambil mengusap air mata yang tak bisa ku tahan pula.
dari teras kudengar suara kedatangan kakak.
“dek...... kata tetangga, rumah kita baru saja diobrak abrik preman dan ayah dibawa  pergi oleh mereka???” tanya kakak dengan nafas terengah2.
“ kami juga kaget dengan keadaan rumah seperti ini, dan ayah dimana kami juga tidak tau kak...”
“ya sudah, sekarang kita bereskan dulu semuanya.setelah itu kakak akan mencari ayah.”
“he’em kak” jawabku tak bertenaga.
......................
“gue udah dapetin korban nya nih, giliran loe yang ngebubuh dia!, gue kagak tega,soalnya mangsa kita kali ini laki2 tua, nanti gue yang nganterin jantungnya ke bos.”
“hari ini gue mau nyari bokap gue dulu, gue absent dulu ya??”
“enak aja loe! Tinggal ngebunuh bentar aja pakek banyak alasan.. loe mau duwit banyak gak??”
“ya mau juga sih...gue juga lagi butuh banget, adek2 gue mau ujian dan harus nglunasi semuanya.”
kudengar percakapan kakak dengan dua orang pemuda berpenampilan aneh di belakang bangunan sekolah yang tak lagi terpakai , dan aku melihat dua pasang kaki tergletak mengenakan celana persis yang digunakan ayah, wajah dan tubuhnya tertutup karung.
kulihat pula kakak dengan sebilah pedang panjang ditangannya.
“apa yang akan dilakukan kak Bagas kak??”tanya Elma penasaran.
“kakak juga gak tau dek”jawabku.
“cepetan buka karungnya! Gue gak punya waktu lama juga nih”perintah kakak pada salah satu temannya.
setelah teman kakak membuka karung lusuh itu, Elma tak kuasa menahan teriakannya yang terjekut akibat mengetahui bahwa itu adalah ayah.dan aku mencoba menenangkannya.
“kakak gak mungkin nglakuin itu dek...kamu tenang aja!”
“gila loe! Ini bokap gue, mana mungkin gue bisa membunuhnya???,mendingan gue berlagak jadi banci tanpa bayaran dipinggir jalan  daripada gue harus membunuh bokap gue sendiri.” kakak menolak untuk melakukan hal tak berperi kemanusiaan itu.
“berarti selama ini temen2 Elma bener kak...kak bagas itu banci,kak bagas juga suka bantu orang2 jahat itu untuk membunuh orang2 yang tak bersalah, Elma benci kak bagas!!” Elma berlari meninggalkanku sendiri dari tempat dimana kita mengintai pembicaraan kak Bagas dengan teman2nya.
“kalo lo gak mau ngebunuh  laki2 tua ini,loe yang harus gantiin posisinya. Gimana??”
“kenapa harus bokap gue sih yang loe jadiin korban?gak ada orang lain apa??”
“ini permintaan bos gas!! Kita gak bisa menghentikan keinginan bos, kata bos dengan menggunakan sesajen jantung bokap loe, kerjaan kita jadi banci akan tambah sukses.. kita bisa cepet kaya!!”
“sorry, gue bener2 gak bisa!”
itu adalah percakapan terakhir kakak dengan teman2nya, tak lama setelah kakak hendak meninggalkan tempat itu, salah satu temannya mengarahkan sebilah pedang kearah kak  Bagas. Serontak aku berteriak...
“kakak........................................!!”
kakak menoleh dan bisa menghindari serangan dari temannya,
“loe apa2in sih??”bentak kakak dengan tetap menggendong ayah dipunggungnya.
“loe jangan munafik gini gas.kita punya pekerjaan kotor ini sejak lama, apa loe mau menghancurkannya? Bentar lagi kita akan jadi orang kaya!paham gak loe? Serahin bokap loe...!”
setelah kak Bagas meletakkan tubuh ayah, kakak terlibat perkelahian dengan kedua temannya hingga menimbulkan pertumpahan darah yang tak sengaja mengenai ayah. Pedang tajam itu tepat mengenai perut ayahku ketika kak Bagas berusaha melindungi dirinya.
“ayah..............................................................!!” teriakku dan kak Bagas sambil menghampiri tubuh ayah yang berlumuran darah.
kedua teman kakak berlari meninggalkan kami bertiga, dan tak lama mobil polisi datang dan mereka menangkap kak Bagas.
“dia yang membunuh ayah saya pak.........tangkap penjahat itu!!” ku dengar suara Elma dari balik mobil polisi itu.
“dek, bukan kakak pembunuh ayah!!” sambil terseduh2 ku yakinkan Elma bahwa kak Bagas tidak bersalah.
“sudahlah kak... kak Salwa udah gak usah lagi menutupi kesalahan kak Bagas. Kak Bagas itu banci,pembunuh. Dia gak pantes jadi kakak kita!!”  perkataan itu keluar dari mulut Elma,adik bungsu kami. dengan bening yang terus deras mengaliri kedua pasang pipinya.
“aku tau kakak melakukan ini semua untuk menghidupi kami dan untuk menyekolahkan aku dan Elma,tapi itu bukan pekerjaan yang halal kak!,dan akibat kesalahan kakak,kita sekarang jadi yatim piatu.” Tuturku dengan terseduh2.
“tapi bukan kakak pembunuh ayah dek...salwa ngliat sendiri preman2 itu yang mengarahkan pedangnya kearah kakak dan tak sengaja itu mengenai ayah.”
“Elma gak peduli! Kak Bagas harus dipenjara, dia pembunuh!! Pembunuh!!”
“stop dek! Apa kamu mau kita hidup berdua tanpa kakak??kita udah gak punya ayah dan ibu!! Mau makan apa dan kita harus tinggal dimana??” aku berusaha menyadarkan prasangka Elma yang terlalu berlebihan pada kakak.
“kita akan cari kerja sendiri kak, kita bisa tinggal didepan2 toko orang. Tangkap dia pak! Elma gak mau lihat wajah kak Bagas lagi!!” sambil mendorong tubuh kak Bagas, elma tetap tak bisa meredam emosinya.
kakak hanya bisa diam membisu menyadari kesalahan yang telah ia perbuat selama ini.
kepasrahannya membuat tubuh kurusnya patuh digeret polisi menuju mobil berwarna biru putih bersirine.
kini aku dan adikku harus tinggal di tempat yang sangat panas jika siang, dan dingin jika malam. Beratapkan langit dan beralaskan tanah. Dengan makanan seadanya mengharap belas kasihan orang. Semoga ayah dan ibu bahagia disana, kami akan tetap berusaha selalu menjadi orang yang baik seperti yang ayah ibu ajarkan kepada kami.
SEKIAN...........................
20 DESEMBER 2015.
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Iklan Tengah Post